Mutiara karya Syeikh Abdul Qadir Jailani

Bila kau melihat dunia ini, berada di tangan mereka, dengan segala hiasan, dan tipuannya, dengan segala bisa mematikannya, yang tampak lembut sentuhannya, padahal, sebenarnya mematikan bagi yang menyentuhnya, mengecoh mereka, dan membuat mereka mengabaikan kemudharatan tipu daya dan janji-janji palsunya - bila kau lihat semua ini - berlakulah bagai orang yang melihat seseorang menuruti nalurinya, menonjolkan diri, dan kerananya, mengeluarkan bau busuk. Bila (dalam situasi semacam itu) kau enggan memerhatikan kebusukannya, dan menutup hidung dari bau busuk itu, begitu pula kau berlaku terhadap dunia; bila kau melihatnya, palingkan penglihatanmu dari segala kepalsuan, dan tutuplah hidungmu dari kebusukan hawa nafsu, agar kau aman darinya dan segala tipu-dayanya, sedang bahagianmu menghampirimu segera, dan kau menikmatinya. Allah telah berfirman kepada Nabi pilihan-Nya: "Dan janganlah kamu tujukan kedua matamu kepada yang telah Kami berikan kepada beberapa golongan dari mereka, sebagai bunga kehidupan dunia, untuk Kami uji mereka dengannya, dan kurnia Tuhanmu lebih baik dan lebih kekal." (QS.20 -Thaaha :131).

Senin, 30 Maret 2009

MENGAPA DOA TIDAK DIKABULKAN ?

Pada suatu hari Sayidina Ali Karamallaahu Wajhah, berkhutbah di hadapan kaum
Muslimin. Ketika beliau hendak mengakhiri khutbahnya, tiba-tiba berdirilah
seseorang ditengah-tengah jamaah sambil berkata, “Ya Amirul Mu’minin, mengapa
do’a kami tidak diijabah? Padahal Allah berfirman dalam Al Qur’an, “Ud’uuni
astajiblakum” (berdo’alah kepada-Ku, niscaya akan Ku perkenankan bagimu).
Sayidina Ali menjawab, “Sesungguhnya hatimu telah berkhianat kepada Allah
dengan delapan hal, yaitu :
Engkau beriman kepada Allah, mengetahui Allah, tetapi tidak melaksanakan
kewajibanmu kepada-Nya. Maka, tidak ada mamfaatnya keimananmu itu.
Engkau mengatakan beriman kepada Rasul-Nya, tetapi engkau menentang
sunnahnya dan mematikan syari’atnya. Maka, apalagi buah dari keimananmu itu?
Engkau membaca Al Qur’an yang diturunkan melalui Rasul-Nya, tetapi tidak kau
amalkan.
Engkau berkata, “Sami’na wa aththa’na (Kami mendengar dan kami patuh), tetapi
kau tentang ayat-ayatnya.
Engkau menginginkan syurga, tetapi setiap waktu melakukan hal-hal yang dapat
menjauhkanmu dari syurga. Maka, mana bukti keinginanmu itu?
Setiap saat sengkau merasakan kenikmatan yang diberikan oleh Allah, tetapi tetap
engkau tidak bersyukur kepada-Nya.
Allah memerintahkanmu agar memusuhi syetan seraya berkata, “Sesungguhnya
syetan itu adalah musuh bagimu, maka anggaplah ia musuh bagi(mu) karena
sesungguhnya syetan-syetan itu hanya mengajak golongan supaya mereka
menjadi penghuni neraka yang nyala-nyala” (QS. Al Faathir [35] : 6). Tetapi kau
musuhi syetan dan bersahabat dengannya.
Engkau jadikan cacat atau kejelekkan orang lain di depan mata, tetapi kau sendiri
orang yang sebenarnya lebih berhak dicela daripada dia.
Nah, bagaimana mungkin do’amu diterima, padahal engkau telah menutup seluruh
pintu dan jalan do’a tersebut. Bertaqwalah kepada Allah, shalihkan amalmu,
bersihkan batinmu, dan lakukan amar ma’ruf nahi munkar. Nanti Allah akan
mengijabah do’amu itu.

***

Dalam riwayat lain, ada seorang laki-laki dating kepada Imam Ja’far Ash Shiddiq,
lalu berkata, “Ada dua ayat dalam Al Qur’an yang aku paham apa maksudmu?”
“Bagaimana dua bunyi ayat itu?” Tanya Imam Ja’far. Yang pertama berbunyi
“Ud’uuni astajib lakum” (Berdo’alah kepada-Ku niscaya akan Ku perkenankan
bagimu), (QS. Al Mu’min [40] : 60). Lalu aku berdo’a dan aku tidak melihat do’aku
diijabah,” ujarnya.
"Apakah engkau berpikir bahwa Allah akan melanggar janji-Nya?" tanya Imam
Ja'far.
"Tidak," jawab orang itu.
"Lalu ayat yang kedua apa?" Tanya Imam Ja'far lagi.
"Ayat yang kedua berbunyi "Wamaa anfaqtum min syai in fahuwa yukhlifuhuu,
wahuwa khairun raaziqin" (Dan barang apa saja yang kamu nafkahkan, maka
Allah akan menggantinya dan Dialah pemberi rizki yang sebaik-baiknya), (QS.
Saba [34] : 39). Aku telah berinfak tetapi aku tidak melihat penggantinya,"
ujarnya.
"Apakah kamu berpikir Allah melanggar janji-Nya?" tanya Imam Ja'far lagi.
"Tidak," jawabnya.
"Lalu mengapa?" Tanya imam Ja'far.
"Aku tidak tahu," jawabnya.
Imam Ja'far kemudian menjelaskan, "Akan kukabarkan kepadamu, Insya Allah
seandainya engkau menaati Allah atas apa yang diperintahkan-Nya kepadamu,
kemudian engkau berdo'a kepada-Nya, maka Allah akan mengijabah do'amu.
Adapun engkau berinfak tidak melihat hasilnya, kalau engkau mencari harta yang
halal, kemudian engkau infakkan harta itu di jalan yang benar, maka tidaklah infak
satu dirham pun, niscaya Allah menggantinya dengan yang lebih banyak. Kalau
engkau berdo'a kepada Allah, maka berdo'alah kepada-Nya dengan Jihad Do'a.
Tentu Alah akan menjawab do'amu walaupun engkau orang yang berdosa."
"Apa yang dimaksud Jihad Do'a?" sela orang itu.
Apabila engkau melakukan yang fardhu maka agungkanlah Allah dan limpahkanlah
Dia atas segala apa yang telah ditentukan-Nya bagimu. Kemudian, bacalah
shalawat kepada Nabi SAW dan bersungguh-sungguh dalam membacanya.
Sampaikan pula salam kepada imammu yang memberi petunjuk. Setelah engkau
membaca shalawat kepada Nabi, kenanglah nikmat Allah yang telah dicurahkan-
Nya kepadamu. Lalu bersyukurlah kepada-Nya atas segala nikmat yang telah
engkau peroleh.
Kemudian engkau ingat-ingat sekarang dosa-dosamu satu demi satu kalau bisa.
Akuilah dosa itu dihadapan Allah. Akuilah apa yang engkau ingat dan minta ampun
kepada-Nya atas dosa-dosa yang tak kau ingat. Bertaubatlah kepada Allah dari
seluruh maksiat yang kau perbuat dan niatkan bahwa engkau tidak akan kembali
melakukannya. Beristighfarlah dengan seluruh penyesalan dengan penuh
keikhlasan serta rasa takut tetapi juga dipenuhi harapan.
Kemudian bacalah, "Ya Allah, aku memnita maaf kepada-Mu atas seluruh dosaku.
Aku meminta ampun dan taubat kepada-Mu. Bantulah aku untuk mentaati-Mu dan
bimbinglah aku untuk melakukan apa yang Engkau wajibkan kepadaku segala hal yang
engkau rdhai. Karena aku tidak melihat seseorang bisa menaklukkan kekuatan kepada-
Mu, kecuali dengan kenikmatan yang Engkau berikan. Setelah itu, ucapkanlah
hajatmu. Aku berharap Allah tidak akan menyiakan do'amu," papar Imam Ja'far.